💰 Mengelola Inventory & Food Cost di Coffee Shop
Salah satu rahasia coffee shop yang sukses bukan cuma di rasa kopi, tapi di cara mereka ngatur stok dan biaya bahan baku âš–ï¸
Kalau inventory berantakan, ujung-ujungnya profit bocor tanpa sadar 😬
Yuk bahas gimana cara ngelola inventory & food cost biar bisnis tetap cuan dan efisien! 💸
1ï¸âƒ£ Catat Semua Barang Masuk & Keluar 📦
Mulai dari biji kopi, susu, sirup, sampai tisu — semuanya wajib dicatat.
Gunakan sistem sederhana dulu (misal Excel atau Google Sheet), baru nanti bisa upgrade ke software POS atau inventory management.
📋 Ingat: data kecil yang teratur = keputusan besar yang tepat!
2ï¸âƒ£ Tentukan Par Level (Batas Minimum Stok) 📊
Par level itu jumlah stok minimum sebelum kamu harus order lagi.
Misalnya, susu full cream kamu habis 5 liter per hari, berarti stok aman = minimal 20 liter untuk 4 hari.
Dengan begini, gak ada istilah “duh susu habis, customer nunggu†😅
3ï¸âƒ£ Lacak Food Cost dengan Akurat 💡
Food cost ideal di coffee shop biasanya sekitar 25–35% dari harga jual.
Contoh:
Kalau modal satu gelas latte Rp10.000, harga jual sebaiknya Rp28.000–Rp35.000.
Jangan asal markup, tapi pertimbangkan kualitas bahan dan target pasar kamu.
4ï¸âƒ£ Periksa Waste (Bahan Terbuang) Tiap Minggu 🗑ï¸
Catat bahan yang dibuang atau rusak. Dari situ kamu bisa tahu:
- Apakah ada kesalahan takaran?
- Apakah stok terlalu banyak?
- Atau ada menu yang kurang laku?
Kuncinya: reduce waste = tambah profit! 💰
5ï¸âƒ£ Lakukan Audit Stok Rutin ðŸ”
Minimal seminggu sekali, cek kesesuaian stok di rak dengan data di catatan.
Kalau ada selisih, cari penyebabnya segera. Dengan begitu, kamu bisa mencegah kebocoran lebih cepat.
💡 Kesimpulan:
Ngatur inventory & food cost itu bukan cuma kerjaan admin — tapi fondasi bisnis coffee shop yang sehat dan berkelanjutan.
Dengan sistem yang rapi, kamu bisa tahu ke mana uang mengalir, kapan harus order, dan berapa margin keuntungan yang realistis 💪